Wednesday, February 18, 2015

Surat Penantian

Untukmu, dariku. 
Masih ingatkan kamu ini surat ke berapa dariku? Mungkin kamu tak ingat berapa banyak surat yang kuberikan untukmu. Mungkin juga surat ini aku bernasib sama seperti surat-surat yang lain, yang harus berakhir di tempat sampah. Tapi aku tak henti untuk menuliskan sepucuk surat setiap minggunya. Hari ini adalah hari penting dalam hidupku. Hari ini, tepat satu tahun aku mengirim surat untukmu. Pasti kamu berpikir, bagaimana aku bisa memberikan surat setiap minggu dan selama satu tahun ini padahal kau tak pernah membalas suratnya. Tapi, inilah bukti cintaku padamu. Cinta? Mungkin sedikit aneh jika aku mencintaimu. Aku dan kamu tak pernah saling kenal. Lebih tepatnya kamu tak kenal siapa aku. Tapi sebenarnya kita kenal satu sama lain. Kenal dekat malah. 
Mungkin lukamu masih belum kering sepenuhnya. Masih sakit jika tertekan. Namun, apakah kamu pernah berpikir untuk mengobati luka itu? Mencoba untuk mencari hati lain yang siap untuk menerimamu. Mencoba untuk membalas suratku dan melihat keberadaanku selama ini. Dia tak akan mungkin kembali. Jangan mengaharpkannya yang telah memberikanmu luka dalam, yang bahkan selama tiga tahun ini belum mengering juga. Aku akan selalu mengharapkan dan selalu menunggu balasan surat darimu. Aku akan selalu percaya, walaupun harus menunggu seribu tahun lamanya.
Aku melipat surat cantik ini. Kuberikan sedikit parfum kesayanganku yang sekaligus menjadi kode kecil untuknya menemukanku. Kefara, karena aku yakin kan datang saatnya kau jadi bagian hidupku.


Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari Tiket.com dan nulisbuku.com#TiketBaliGratis.

I'm not the Only One

"Yang, aku ke kamar mandi dulu ya."
Belum lama Kevin meninggalkanku, Hpnya bergetar. Kevin lupa membawa Hpnya. Sebuah message diterima. Tampak kata-kata yang membuat aku tersentak.
Sayang, nanti malem jadi kan? Aku udah batalin janji sama Ranti. Jadi kita bisa kencan nanti malam.
Kuberanikan diri membuka message itu. Nama yang tertera adalah Karina. Karina? Siapa Karina? Badanku terasa lemas. Sebelum Kevin datang, ku letakkan kembali Handphone itu seperti semula.
"Kamu kenapa, Yang?"
"Nggak papa kok. Kamu nanti malem ada acara gak? Kamu diundang Mama makan malam di rumah. Bisa nggak?"
"Nanti malem ya? Sebentar aku liat schedule aku dulu."
Kevin membuka hpnya. Sepertinya dia membaca message yang dikirim oleh perempuan bermama Kirana itu.
"Yang, maaf ya, aku nggak bisa kalau nanti malem. Aku ada janji sama Anji mau ngomongin acara yang di Makasar."
"Oh, jadi kamu lebih mentingin Anji daripada aku? I think I'm the only one." Aku mendengus.
"Pastilah kamu satu-satunya buat aku. You're my only one." Kevin tersenyum manis padaku. Sangat manis dan tak pernah aku melihat senyuman ini sebelumnya. "Nanti aku yang bilang ke Mama kalau aku nggak bisa makan malam hari ini," lanjut Kevin.
Semua kata-kata yang keluar dari mulutnya aku 'iya' kan. Tapi sekarang, I know i'm not the only one.


Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari Tiket.com dan nulisbuku.com#TiketBaliGratis.

Tuesday, February 17, 2015

Mimpimu adalah Mimpiku

"Apakah kamu merindukanku?"
"Sudah jelas di wajahku ini tersirat bahwa aku sangat merindukanmu. Tak bisakah kamu melihat guratan rindu di wajahku ini?"
Ayu tersenyum mendengar jawaban Wisnu. Wisnu pun ikut tersenyum dan berkata, "Sudahkah aku berkata padamu bahwa aku akan selalu mendukung segala mimpimu? Jika belum, sekarang aku katakan bahwa aku akan selalu ada di dekatmu, selalu ada untukmu dan akan selalu mendukung semua impianmu."
Patutkah laki-laki diujung sana mengatakan hal semacam itu? Ayu tak dapat berkata apa pun. Dengan sisa kekuatan menahan suara tangis, ia berkata "Bagaimana bisa laki-laki seperti dirimu bisa melihat perempuan sepertiku mencapai impiannya? Di mana harga dirimu? Bukankah kamu yang seharusnya berada di posisiku sekarang demi masa depan keluargamu kelak?"
"Aku sudah lebih darimu di sini. Aku bisa mendapatkanmu dan juga mendukungmu. Kamu adalah partner hidupku. Aku tidak akan membiarkanmu berjalan di belakangku, tapi kita akan berjalan berdampingan. Semua mimpimu adalah mimpiku juga. Sudahlah, selesaikan semua impianmu. Pulanglah jika semua impianmu telah tercapai. Di sini aku, Sahabatmu, partner hidupmu akan selalu menggu kemenangan dari semua mimpi-mimpimu. Taklukan dunia selama kau bisa."


Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program Simulasi Kompetisi Menulis berhadiah 2 tiket PP + voucher menginap di hotel berbintang BALI dari www.nulisbuku.com dan www.tiket.com

From Germany with Love

Laki-laki itu berlutut di depan seorang perempuan muda yang berumur sekitar 19 tahun. Setangkai mawar berada di genggamannya. Tangan laki-laki itu mulai menyentuh jemari Sang perempuan. Di tengah kerumunan orang, laki-laki itu berkata,
"Aku sudah lama menunggu momen ini. Hari ini aku ingin kau selalu ada di sampingku, menemaniku di saat senang maupun sedih. Mungkin aku tak pintar untuk merayu, tapi dari hati yang terdalam, maukah kau menjadi pacarku?"
Ucapan itu sontak membuat Sang perempuan terperangah tak percaya. Laki-laki yang selama ini dicintainya diam-diam ternyata juga membalas cintanya. Tanpa berpikir panjang, jawaban yang ditunggu-tunggu pun keluar dari mulut Sang perempuan.
"Tak perlu aku berpikir panjang, aku pun punya rasa yang sama denganmu. Aku mau jadi pacarmu, Wisnu Arga Wicaksana."
Jawaban itu disambut tepuk tangan meriah dari semua orang yang telah diundang oleh Wisnu untuk menjadi saksi momen bersejarah itu. Tak dapat menahan rasa senang, Wisnu langsung memeluk dan mendaratkan sebuah kecupan manis di kening Ayu.
"Ayu Putri Melati kini kau menjadi pacarku." Wisnu berteriak kegeringan.
Hari itu semua berbahagia. Sepasang kekasih telah dipertemukan.
"Wisnu aku akan selalu merindukanmu. Meski kau kini jauh di sana, aku akan selalu menunggu saat kita akan berjumpa. Aku berjanji akan pulang untuk kembali bersamamu." Ayu mematikan video kenangan itu. Hari ini tepat satu tahun kepergian Ayu ke Jerman untuk meraih cita-citanya.

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program Simulasi Kompetisi Menulis
berhadiah 2 tiket PP + voucher menginap di hotel berbintang BALI dariwww.nulisbuku.com dan www.tiket.com