Friday, October 17, 2014

Writer, Why not?

Penulis. Menulis semua yang ia ketahui, ia rasakan bahkan semua yang ia impikan. Menjadi seorang penulis adalah hal yang istimewa. Penulis bisa menyalurkan seluruh pengetahuan, impian dan segala hal dalam sebuah tulisan. Ia tak butuh seseorang untuk mendengarkannya bercerita. Ia hanya butuh secarik kertas dan sebuah pena untuk menuliskan semua hal yang ingin ia ceritakan. Menjadi seorang penulis adalah sesuatu yang membanggakan. Siapa yang tak kenal Raditya Dika, Dewi Lestari alias 'Dee'  atau pun Tere Liye? Mereka memiliki pembaca setia yang selalu membaca dan memberikan komentar positif mengenai karya-karyanya. Mereka bisa menginspirasi sebagian besar anak muda Indonesia untuk menjadi seorang penulis ataupun hanya menulis hal-hal ringan yang ada di sekitarnya.
Penulis memiliki imajinasi yang lebih besar daripada yang lain. Tak hanya imajinasi yang besar, tapi juga mimpi yang besar. Seorang penulis memiliki dunianya sendiri untuk berimajinasi dan berfantasi. Ia menemukan kebahagiaan tersendiri dalam hidupnya. Seorang penulis menyusun semua tulisannya secara sistematis. Hal ini juga berpengaruh terhadap pola hidupnya dan cara berpikirnya yang juga sistematis. Pengetahuan yang lebih besar juga menjadi kelebihan besar seorang penulis. Seorang penulis juga berperan sebagai seorang pembaca. Orang yang gemar menulis pastilah gemar membaca. Semua juga tahu bahwa dengan membaca kita akan tahu segalanya.
Bermimpi menjadi seorang penulis bukanlah hal mudah. Untuk menciptakan sebuah ide dan membuatnya menjadi sebuah tulisan yang berkualitas bukanlah hal yang mudah. Sekarang ini menjadi penulis khusunya penulis novel dan cerpen fiksi adalah dua bidang yang banyak digemari. Hal ini karena dua bidang tersebut tak memerlukan kerumitan seperti dalam menulis sebuah novel sastra yang mungkin tidak mudah untuk dipahami kalangan awam. Novel dan cerpen fiksi tak terikat dengan berbagai aturan seperti aturan EYD. Menulis sesuai keinginan tanpa banyak aturan kepenulisan memberikan ketertarikan tersendiri. Menjadi seorang penulis novel fiksi, penulis puisi, penulis biografi dan penulis karya sastra lainnya adalah sebuah pilihan. Yang pasti, penulis adalah profesi hebat dan istimewa dengan segala imajinasinya, mimpinya dan pengetahuannya.
Menggapai mimpi menjadi sorang penulis bisa dimulai dari sekarang. Dimulai dengan menemukan ide, menuliskannya dalam kata-kata dan kemudian menyusunnya menjadi sebuah cerpen, novel maupun karya sastra lainnya. Semua jalan terbuka untuk menjadi seorang penulis. Mulai dari teknologi yang semakin berkembang seperti munculnya blog-blog ataupun media sosial sebagai wadah penyaluran ide, hingga munculnya penerbit indie sebagai alternatif penerbitan karya para penulis pemula. Para penerbit indie tak kalah dengan penerbit mayor. Bahkan banyak yang lebih memilih untuk menerbitkan bukunya lewat penerbit indie. Proses yang lebih mudah, dan kesempatan yang lebih besar untuk dipilih dan diterbitkan menjadi alasan para penulis pemula.
Rasibook adalah salah satu penerbit indie terbaik. Sebagai penerbit indie, Rasibook memberikan kesempatan kepada para penulis khusunya penulis pemula untuk dapat menerbitkan karyanya. Ketentuan yang tak sulit juga merupakan kelebihan dari penerbitan indie ini. Untuk lebih jelasnya mengenai penerbit inidie Rasibook ini, bisa cek langsung disini.
Apa yang kamu lakukan sekarang? Segerakanlah mencari secarik kertas dan pena atau segera buka gadgetmu dan tuliskan seluruh ide yang ada di kepalamu!  

Tuesday, October 14, 2014

Allah ku Lebih Besar

Pernah denger kata-kata ini "wahai masalah besar, aku punya Allah yang lebih besar". Yap, itu bener banget. Semua masalah memang atas kehendak Allah. Allah tak akan memberikan cobaan yang berat yang melebihi kemampuan hambanya. Setelah usaha dan doa dilakukan demi kelancaran dalam melangkah, aku pasrahkan semua kepadanya. Bagaimana nanti hasil akhirnya harus kuterima dengan lapang dad. Tidak mudah memang menerima hasil yang tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Tapi Allah tahu apa yang terbaik untuk kita, bukan apa yang kita inginkan. Tetap berpikir positive, merubah apa yang harus dirubah, selalu berusaha dan tak lupa berdoa harus tetap dilakukan. Melupakan masa lalu yang buruk dan memulai untuk membuka lembaran baru. Namun ketika seseorang mengingatkanmu dengan masa lalumu yang buruk, ia memberikan senyum ejekan kepadamu. Bagaimana hati ini tak runtuh? Aku sudah mencoba melupakan dan mencoba kembali pada kehidupan normal, namun sekarang bagaimana air mata ini tak jatuh? Seperti luka yang belum cukup kering namun sudah disiram dengan air jeruk. Perih? Iya. Tapi aku tahu aku punya Allah yang lebih besar. Kenapa harus terus memikirkan itu? Kenapa tak coba melakukan hal lain yang lebih berguna dan lebih menunjang semua kegiatanmu? Siapapun kalian, jagalah perasaan orang lain! Orang yang mungkin kamu kenal lama ataupun orang baru disekitarmu. Mungkin untukmu itu hanyalah sebuah guyonan. Tapi mungkin untuk mereka itu adalah sebuah tusukan. Mulai menjaga tutur kata agar tak menyakiti orang lain. Merubah segala kelakuan yang mungkin menjadi segala sebab keburukan yang kita dapat. Bismillah Ya Allah berikan yang terbaik dan jadikan aku yang terbaik!

Monday, October 13, 2014

Aku Suci

Gadis kecil, mungil nan ayu terpaku di pojokan kamar mandi. Wajahnya menyiratkan kepedihan dan ketakutan. Kudekati dan kumulai mengelus rambutnya.
"Apa yang kamu lakukan di sini, Nak?" aku bertanya sambil terus mengusap rambut panjangnya.
Gadis itu tak menjawab dan hanya memandangku. Bibirnya mulai bergetar, mukanya mulai memerah, dan air matanya pun mulai jatuh. Kupeluk gadis itu dan seketika tangisannya pecah.
Perlahan-lahan aku mengajaknya berdiri dan mulai berjalan menuju tempat duduk di samping rel. Kuberikan segelas teh hangat yang tadi sempat aku beli di seberang jalan tempat ini. Setelah sedikit lega, aku mulai bertanya kembali.
"Apa yang kamu lakukan di sini?"
Lama dia terdiam dan di saat aku akan bertanya kembali, aku mulai melihatnya membuka mulut dan sepertinya ingin menjawab semua keingintahuanku.
"Siapakah aku ini? Aku sendiri tanpa ada satu orang pun yang perduli. Di mana Ibu dan Bapakku? Apakah mereka semua tidak peduli kepadaku?"
Aku terpaku. Tak mengerti apa yang dikatakannya. Dia hanya seorang gadis kecil yang mungkin masih berumur 10 tahun. Tapi, mengapa dia berbicara seperti itu? Rasa penasaran ini semakin membuncah. Seperti seorang reporter, aku mulai memberondongnya dengan beberapa pertanyaan.
"Sebenarnya kamu siapa? Apa yang kamu lakukan di sini? Kenapa setiap hari aku melihatmu di sini?"
"Aku hanya seorang gadis kecil. Namaku Suci, tapi apakah aku berasal dari sebuah janji suci?" Gadis itu sama sekali tak memandangku sebagai lawan bicaranya.
"Kenapa kau berkata seperti itu? Apa kamu mengerti dengan apa yang kamu katakan?"
"Aku tak tahu siapa Ibu dan siapa Bapakku. Mereka semua bilang aku anak haram yang ditinggal kedua orang tuanya karena mereka tak menginginkan aku ada. Semua orang yang melakukan janji suci pasti mengharapkan kehadiran seorang anak. Tapi mengapa mereka tidak mengharapkanku?"
Aku tertegun. Bulu kudukku mulai berdiri. Air mataku pun juga mulai keluar dari persembunyiannya.
"Lalu, apa yang kamu lakukan di sini? Di mana rumahmu?"
"Aku menunggu keajaiban dari Tuhan yang mungkin mendatangkan orang tuaku. Makanya aku menunggunya di sini. Kau pasti tahu di mana rumahku. Aku tak punya orang tua ataupun saudara. Rumahku di seberang tempat ini. Rumah megah dengan beribu malaikat."
Ya, gadis ini menanti kedatangan orang tuanya yang selalu dia impikan. Oh Tuhan kabulkan semua doanya untuk bertemu dengan orang tuanya. Jadikan semua mimpinya ini nyata.